Sejumlah petani di Desa Kayu Lemah, Bojonegoro, Jawa Timur, pada musim kemarau ini, mengembangkan tanaman melon di Desa Selogabus, Kecamatan Parengan, Tuban, yang lokasinya berdekatan dengan sungai untuk pengairan.

"Kami menanam melon di Tuban ini baru pertama kali, karena sebelumnya kami selalu menanam di Kecamatan Sumberrejo dan Kanor, Bojonegoro," kata Sutaji (47), salah seorang petani dari Desa Kayu Lemah, Kecamatan Sumberrejo, Jumat.

Alasan Sutaji yang menanam melon di atas lahan seluas 3,5 hektare atau 55 ribu pohon, itu menjelaskan, pengembangan tanaman melon di Desa Selogabus, Kecamatan Parengan, Tuban, itu karena lokasi lahan berdekatan dengan Kali Kening, anak sungai Bengawan Solo.

Dengan demikian, ia memperhitungkan bahwa tanaman melon akan mampu tumbuh dengan normal dibandingkan dengan daerah lain yang sulit air.

Namun, kemarau panjang ini kondisi air di Kali Kening menyusut, kata Kukuh petani lainnya.

"Saat ini, air Kali Kening mengering sehingga kami terpaksa mengalirkan air yang masih tersisa dengan tiga mesin pompa sejauh lima kilometer agar bisa mengairi tanaman melon," kata Kukuh yang sedang menunggui pekerja memasang pompa air di bawah jembatan Kali Kening di desa setempat.

Meski mengalami kesulitan air Sutaji maupun petani lainnya mengaku puas, sebab sebanyak 55 ribu pohon tanaman melon yang ditanam itu bisa berbuah dengan normal dan tidak mendapatkan serangan hama penyakit.

"Biaya produksi tanaman melon sudah termasuk tenaga kerja rata-rata Rp3.000/pohon menghasilkan satu buah yang beratnya sekitar 2 kilogram. Coba hitung sendiri berapa keuntungannya dengan melihat harga melon sekarang berkisar Rp4.000-Rp6.000/kilogram," katanya, dengan nada mantap.

Pemasaran buah melon, lanjutnya, lebih banyak ke luar kota, mulai Surabaya, Malang, bahkan hingga di Jakarta yang saat ini harganya untuk melon kualitas biasa Rp4.000/kilogram dan melon kualitas bagus Rp6.000/kilogram.

"Hasil panen buah melon yang saya tanam sebagian besar masuk jenis kualitas bagus," ucapnya.

Secara terpisah Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemkab Bojonegoro Machmuddin menyatakan, pemkab berusaha mendorong para petani di wilayahnya untuk menanam melon pada musim kemarau, sejak lima tahun terakhir.

Pertimbangannya, lanjutnya, tanaman melon bisa dijadikan tanaman alternatif sebagai pengganti tanaman tembakau pada musim kemarau.

"Di Desa Bungur, Kecamatan Kanor, sudah ada 15 petani yang menanam melon, selain di Kecamatan Sumberrejo dan Kepohbaru," katanya menjelaskan.[SAS]