24 September 2012
Oleh M.Ya'kub Pimpinan Redaksi GUNTUR
" Kerusuhan
pemilihan kepala daerah di beberapa daerah akhir-akhir ini terjadi dan
menarik perhatian, misalnya di Sulawesi Selatan dan Maluku Utara.
Pilkada yang kemudian disertai protes, unjuk rasa, dan bentrokan terjadi
di banyak tempat lain. Wajar bila hal itu membuat perhatian banyak
kalangan, seperti masyarakat umum, masyarakat politik, dan pemerinta
Kebanyakan bentrokan pilkada terjadi setelah pemilihan berlangsung, tatkala hasil pencoblosan mulai dihitung dan tanda-tanda kemenangan jatuh pada salah satu pasangan calon gubernur dan wakilnya atau calon bupati dan wakilnya. Kerusuhan lebih banyak terjadi setelah pencoblosan daripada tatkala berlangsung kampanye. |
Latar belakang, alasan, sebab protes, kerusuhan, dan bentrokan itu
hampir-hampir klasik, ya itu-itu juga, yakni tuduhan terjadinya
kecurangan dan pelanggaran hukum. Penghitungan suara dinilai oleh salah
satu pasangan cela, digelembungkan, direkayasa. Panwaslu, panitia
pengawasan pilkada, tidak independen dan netral. Bahkan KPUD, Komisi
Pemilihan Umum Daerah, pun digugat. Protes muncul disertai unjuk rasa.
Unjuk rasa melanggar aturan karena tak terkontrol, maka terjadilah
bentrokan dengan petugas ketertiban umum.
Bisa juga bentrok antar pendukung peserta pilkada. Kejadian itu tentu saja disiarkan oleh media massa karena peristiwa itu menarik ataupun karena itulah cara media melakukan kontrol. Kesan dan dampak pun terbuka, serentak, dan interaktif. Harapan kita adalah demokrasi yang damai tidak disertai unsure kekerasan. Termasuk juga kebebasan menyampaikan pendapat termasuk melalui unjuk rasa yang damai. Apabila sampai terjadi ekses bentrokan dan kekerasan, tentunya hal itu menjadi perhatian yang serius bagi semua pihak yang terlibat dan berkepentingan. Sebab, demokrasi tentu saja tidak menghendaki dan menjauhi kekerasan. Oleh sebab itu, inilah tugas dari pihak-pihak yang terlibat dalam pilkada untuk bekerja sesuai dengan jalur hokum yang berlaku tanpa adanya penyimpangan dan kecurangan yang disengaja atau karena kelalaian dalam seluruh proses pilkada. Kedewasaanlah factor utama dalam hal ini, terutama siap menang dan siap kalah. Bagaimanapun juga, kemenangan salah satu kontestan adalah kemenangan kita. |
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !