JOMBANG Tabloidguntur.com -Bupati Jombang Drs. H. Suyanto MM memimpin
langsung jalannya rapat koordinasi turun tanam musim penghujan di
Jombang untuk tahun 2012 -2013, di ruang Bung Tomo Kantor Pemkab
Jombang.
Rakor dihadiri oleh Asisten, Komisi B DPRD, Kepala Dinas
Pertanian, Pengairan, Bulog, Camat, distributor pupuk, kelompok Tani,
Gapoktan, PPL di Jombang.
“ Untuk persiapan musim tanam kali ini, saya minta seluruh Dinas terkait, Bulog dan jajaran kecamatan mohon segera dikoordinasikan untuk turun tanam musim penghujan, ini penting karena terkait dengan fasilitasi yang harus dilakukan oleh pemkab Jombang terutama yang terkait dengan periode tanam”, tandasnya mengawali arahannya.
Menurut Bupati Suyanto yang juga Ketua KTNA Jawa Timur ini, bahwa perencanaan yang matang terkait dengan manajemen pengairan, kebutuhan pupuk, serta antisipasi pemberantasan hama hendaknya segera dilaksanakan. Menjawab pertanyaan dan permasalahan petani siang itu, Bupati Suyanto memaparkan dan menjawab secara detil satu persatu secara lengkap dan tegas.
“ Untuk persiapan musim tanam kali ini, saya minta seluruh Dinas terkait, Bulog dan jajaran kecamatan mohon segera dikoordinasikan untuk turun tanam musim penghujan, ini penting karena terkait dengan fasilitasi yang harus dilakukan oleh pemkab Jombang terutama yang terkait dengan periode tanam”, tandasnya mengawali arahannya.
Menurut Bupati Suyanto yang juga Ketua KTNA Jawa Timur ini, bahwa perencanaan yang matang terkait dengan manajemen pengairan, kebutuhan pupuk, serta antisipasi pemberantasan hama hendaknya segera dilaksanakan. Menjawab pertanyaan dan permasalahan petani siang itu, Bupati Suyanto memaparkan dan menjawab secara detil satu persatu secara lengkap dan tegas.
Diantaranya adalah masalah pengairan. Sebab
masalah air dan pembagian air saat ini masih menjadi problem bagi para
petani. Untuk itu terkait dengan manajemen pengairan, Bupati meminta
agar difasilitasi secara optimal untuk peran HIPPA. Menurutnya, HIPPA
bukanlah hanya sekedar sebagai kelengkapan administratif saja.
HIPPA
harus menjadi lembaga yang benar-benar dibutuhkan untuk pengelolaan air.
Sehingga tidak ada persoalan-persoalan yang semestinya tidak perlu
terjadi. Kalau system pengairan ini dikelola dengan baik akan terjadi
efisiensi sebesar 20 %.
“Lakukan metode pengairan tradisional yang telah dilakukan para petani
kita jaman dulu, disetiap tersier ada tanda (eblek dari tempeh).
“Artinya, apabila ada tanda atau eblek itu menunjukkan bahwa pengairan
tersebut ada yang ngopeni”tuturnya.
“Biarkan para petani memilih secara demokratis petugas HIPPA, sehingga
pasti nanti orang yang dipilih adalah yang benar-benar sregep dan
bertanggung jawab didalam melakukan tugasnya dalam mengatur air sampai
pada tersier”, tambah Bupati Suyanto.
Bupati Suyanto juga meminta agar embung-embung atau waduk-waduk kecil yang ada, dioptimalkan fungsinya. Bupati Suyanto sangat prihatin kalau sampai ada embung atau waduk yang kini mungkin sudah berubah fungsi dikapling-kapling untuk dijadikan lahan perumahan. Apabila ada yang demikian, Bupati Suyanto meminta untuk segera dibeli kembali apabila cocok harganya, dan selanjutnya difungsikan kembali sebagai area untuk menajemen air pertanian.
Disampaikan oleh Bupati Suyanto, bahwa sektor pertanian sesungguhnya memiliki peran yang strategis. Sebagai contoh, 63% dari jumlah penduduk 1.200.000 di Jombang adalah bergantung pada disektor pertanian. Namun kontribusinya pada perekonomian, pertukaran uang 32 % dibawah sector lainnya. Artinya, petani kita yang mayoritas masih berada pada daerah masyarakat yang masih miskin.
Bupati Suyanto juga meminta agar embung-embung atau waduk-waduk kecil yang ada, dioptimalkan fungsinya. Bupati Suyanto sangat prihatin kalau sampai ada embung atau waduk yang kini mungkin sudah berubah fungsi dikapling-kapling untuk dijadikan lahan perumahan. Apabila ada yang demikian, Bupati Suyanto meminta untuk segera dibeli kembali apabila cocok harganya, dan selanjutnya difungsikan kembali sebagai area untuk menajemen air pertanian.
Disampaikan oleh Bupati Suyanto, bahwa sektor pertanian sesungguhnya memiliki peran yang strategis. Sebagai contoh, 63% dari jumlah penduduk 1.200.000 di Jombang adalah bergantung pada disektor pertanian. Namun kontribusinya pada perekonomian, pertukaran uang 32 % dibawah sector lainnya. Artinya, petani kita yang mayoritas masih berada pada daerah masyarakat yang masih miskin.
Oleh karena itu, membangun sektor ini
memiliki peran yang sentral, bukan hanya meningkatkan swasembada dan
ketahanan pangan, tapi juga sekaligus mengurangi kemiskinan, serta
meningkatkan kesejahteraan rakyat kita.
“Ketahanan pangan disini yang
dimaksud adalah ketersediaan pangan itu harus dapat dipenuhi dari dalam
negeri sendiri”, tandasnya.
Terkait upaya diversifikasi pangan juga disampaikan oleh Bupati dua periode ini. Terus terang, rakyat Indonesia, konsumsi beras per kapita per tahun itu yang paling tinggi di dunia. Dengan kenyataan ini, akan memberikan tekanan pada konsumsi atau keperluan beras secara nasional.
Terkait upaya diversifikasi pangan juga disampaikan oleh Bupati dua periode ini. Terus terang, rakyat Indonesia, konsumsi beras per kapita per tahun itu yang paling tinggi di dunia. Dengan kenyataan ini, akan memberikan tekanan pada konsumsi atau keperluan beras secara nasional.
Oleh karena itu, sudah lama sebenarnya, kita ingin mengurangi tekanan
terhadap beras ini dan menyukseskan yang disebut dengan program
diversifikasi pangan, penganekaragaman pangan.
Kekuatan peradapan dunia,
kini telah berlangsung dari yang semula dikuasai oleh kekuatan Barat
kini bergeser ke Asia Pasifik.
“Oleh karenanya, pesan saya bahwa
pergeseran yang terjadi saat ini adalah momentum yang tepat bagi para
petani kita yang masih memiliki keunggulan daya tawar, karena memiliki
sumberdaya alam yang luar biasa, serta musim yang ideal untuk
meningkatkan produk-produk pertanian dan bertahan dengan nilai tukar
petani juga diupayakan untuk terus meningkat”, tandas Bupati Suyanto. [WAT]
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !