Kamis 27 September 2012
Reporter : Andri Blora
Blora Guntur, - Masyarakat desa Tempuran kecamatan Blora Kota,
sangat antusias mengikuti Kirab Budaya "Selonan Desa Wisata Tempuran"
dalam rangka sedekah bumi desa setempat.
Kirab Budaya itu, merupakan bagian dari prosesi sedekah bumi yang mengimplementasikan rasa syukur masyarakat desa Tempuran atas rahmat dan nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada mereka.
“Tahun ini terlihat sangat meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya,” kata Rais, Kepala Desa Tempuran Kecamatan Blora disela-sela acara Kirab Budaya "Selonan Desa Wisata Tempuran".
Dia mengatakan, jika tahun-tahun sebelumnya, sedekah bumi diselenggarakan hanya dengan sodakoh (bancakan) di sendang, tapi tahun ini diagendakan acara Kirab Budaya.Kirab Budaya itu menurut
Rais, baru kali pertama diselenggarakan setelah sekian tahun tidak ada.
“Meski setiap tahun acara sedekah bumi selalu diselenggarakan, tapi baru tahun ini digelar Kirab Budaya,” katanya.
Untuk itu, kata Rais, sedekah bumi tahun ini lebih meriah. Pasalnya, selain digelar acara Kirab Budaya, warganya juga terlihat tumpah rusah dan rela meluangkan waktunya untuk tidak pergi bekerja guna mengikuti prosesi sedekah bumi.
”Saya merasa gembira melihat warga sangat antusias dan bersemangat,” kata Rais.Sedekah bumi di desa Tempuran itu, dilaksanakan secara rutin setiap tahun, tepatnya pada Rabu Pon bulan Selo (Dzulqoidah).
Sedekah bumi, kata Rais adalah tradisi leluhur yang telah turun temurun dilaksanakan di desanya. Hal itu menurutnya perlu dilestarikan, karena sedekah bumi merupakan tradisi yang baik sebagai implementasi rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah.
”Jadi, menurut saya sedekah bumi adalah sangat baik. Artinya, kita selalu ingat kepada Dzat Pencipta yang telah memberikan rizki, kesehatan dan kenikmatan kepada kita,” jelas Rais.
Selain acara Kirab Budaya, kata Rais, sedekah bumi tahun ini juga digelar wayang kulit semalam suntuk yang digelar di lokasi waduk Tempuran. ”Pada siang hari serangkaian acara digelar termasuk kirab, malam harinya diisi pagelaran wayang kulit,” kata Rais. [Andr]
Kirab Budaya itu, merupakan bagian dari prosesi sedekah bumi yang mengimplementasikan rasa syukur masyarakat desa Tempuran atas rahmat dan nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada mereka.
“Tahun ini terlihat sangat meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya,” kata Rais, Kepala Desa Tempuran Kecamatan Blora disela-sela acara Kirab Budaya "Selonan Desa Wisata Tempuran".
Dia mengatakan, jika tahun-tahun sebelumnya, sedekah bumi diselenggarakan hanya dengan sodakoh (bancakan) di sendang, tapi tahun ini diagendakan acara Kirab Budaya.Kirab Budaya itu menurut
Rais, baru kali pertama diselenggarakan setelah sekian tahun tidak ada.
“Meski setiap tahun acara sedekah bumi selalu diselenggarakan, tapi baru tahun ini digelar Kirab Budaya,” katanya.
Untuk itu, kata Rais, sedekah bumi tahun ini lebih meriah. Pasalnya, selain digelar acara Kirab Budaya, warganya juga terlihat tumpah rusah dan rela meluangkan waktunya untuk tidak pergi bekerja guna mengikuti prosesi sedekah bumi.
”Saya merasa gembira melihat warga sangat antusias dan bersemangat,” kata Rais.Sedekah bumi di desa Tempuran itu, dilaksanakan secara rutin setiap tahun, tepatnya pada Rabu Pon bulan Selo (Dzulqoidah).
Sedekah bumi, kata Rais adalah tradisi leluhur yang telah turun temurun dilaksanakan di desanya. Hal itu menurutnya perlu dilestarikan, karena sedekah bumi merupakan tradisi yang baik sebagai implementasi rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah.
”Jadi, menurut saya sedekah bumi adalah sangat baik. Artinya, kita selalu ingat kepada Dzat Pencipta yang telah memberikan rizki, kesehatan dan kenikmatan kepada kita,” jelas Rais.
Selain acara Kirab Budaya, kata Rais, sedekah bumi tahun ini juga digelar wayang kulit semalam suntuk yang digelar di lokasi waduk Tempuran. ”Pada siang hari serangkaian acara digelar termasuk kirab, malam harinya diisi pagelaran wayang kulit,” kata Rais. [Andr]
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !