Bojonegoro Metro News,
Pada zaman modern seperti sekarang ini hampir semua benda atau
peralatan dibuat atau diciptakan dengan alat-alat atau mesin modern pula.
Demikian pun peralatan logam baik itu berupa pisau, peralatan rumah tangga,
peralatan pertanian/pertukangan, dan lain-lain. Sekalipun demikian, alat-alat
logam yang diproduksi secara tradisional masih tetap hidup dan terus
berlangsung. Bahkan perbaikan atau service alat-alat pertanian dan pertukangan
dari logam banyak dilakukan dengan cara-cara tradisional.
Salah satu pelaku atau produsen alat-alat pertanian/pertukangan tradisional itu ad
a
lah Mbah Tajam Warga Desa Dander Kecamatan Dander. Kecuali memproduksi alat-alat dari logam secara tradisional ia juga menerima servis atau perbaikan.
Salah satu pelaku atau produsen alat-alat pertanian/pertukangan tradisional itu ad
a
lah Mbah Tajam Warga Desa Dander Kecamatan Dander. Kecuali memproduksi alat-alat dari logam secara tradisional ia juga menerima servis atau perbaikan.
Secara menetap Mbah Tajam membuka usahanya di rumahnya yang
sekali
gus berfungsi sebagai semacam rumah produksi atau studio. Kecuali di rumahnya, Mbah Tajam juga biasa menitipkan hasil pembuatannya di pedagang pasar tradisional . Pasar-pasar tradisional yang biasa disasarnya adalah Pasar Dander, Pasar pirang/sumberarum. Dia biasa menjajakan jasanya di pasar-pasar itu pada hari pasaran tertentu. Upamanya untuk Pasar Dander adalah hari pasaran Kliwon dan pahing.
gus berfungsi sebagai semacam rumah produksi atau studio. Kecuali di rumahnya, Mbah Tajam juga biasa menitipkan hasil pembuatannya di pedagang pasar tradisional . Pasar-pasar tradisional yang biasa disasarnya adalah Pasar Dander, Pasar pirang/sumberarum. Dia biasa menjajakan jasanya di pasar-pasar itu pada hari pasaran tertentu. Upamanya untuk Pasar Dander adalah hari pasaran Kliwon dan pahing.
Ia selalu berdua untuk melakukan pekerjaannya karena pekerjaan
sebagai pande besi memang tidak bisa dilakukan seorang diri. Minimal harus ada
yang berdiri sebagai tukang ubub ’tiup/pompa’ dan ada yang membakar besi serta
menempa dan membentuknya. Selain itu Mbah Pande panggilan akrabnya tetangga
sekitar juga harus menyiapkan alat
ububan yang berupa dua buah tabung silindris yang dipasang berjejeran. Dua
tabung ini didalamnya diberi klep yang bisa digerakkan ke atas dan ke bawah
seperti gerak pompa ban. Pada bagian lain dari tabung ububan ini terdapat pipa
pendek. Pipa pend
ek ini ditanam di dalam tanah dalam kedalaman sekitar 10-15 Cm saja. Pada bagian ujung pipa ini diletakkan (ditimbunkan) arang membara. Nyala api bara ini bisa diperpanas atau diperbesar dengan ”tiupan” angin dari ububan.
ek ini ditanam di dalam tanah dalam kedalaman sekitar 10-15 Cm saja. Pada bagian ujung pipa ini diletakkan (ditimbunkan) arang membara. Nyala api bara ini bisa diperpanas atau diperbesar dengan ”tiupan” angin dari ububan.
Pendapatan sebagai penjaja jasa pande besi memang tidak pasti. Sama
seperti penjaja makanan kelilingan. Demikian tutur Mbah Pande Tajam. Dalam
sehari Mbah Tajam biasa mendapatkan penghasilan sekitar 30.000-40.000 rupiah.
Ini jika ia menjajakan jasa pande besinya di pasar-pasar tradisional. Sedangkan
bila di rumah, pendapatannya lebih tidak menentu. Mbah Pande juga menerangkan
bahwa untuk servis (jasa pembuatan) linggis ia biasa menarik tarif
15.000-30.000 rupiah. Untuk sabit ia menarik tarif 10.000 rupiah. Sedangkan
untuk pacul ia menarik tarif 25.000 rupiah. Itu pun dengan bahan (besi/baja)
dari konsumen sendiri. Untuk satu sabit biasanya diperlukan besi seberat 1
kilogram. Sedangkan harga 1 kilogram besi sekitar 7.000 rupiah. Harga jual
sabit sekitar 15.000 rupiah.
Ada banyak
peralatan pertanian, rumah tangga, dan pertukangan yang diproduksi oleh pabrik.
Aneka macam pisau pun telah banyak yang diproduksi oleh pabrik
dengan teknologi permesinan yang canggih serta dapat memproduksi secara massal.
Sekalipun demikian Mbah Pande Tajam tidak takut bersaing dengan pabrik-pabrik
itu,dirinya berprinsip bahwa setiap
orang yang memiliki alat-alat semacam di atas jika sudah rusak pasti akan
mencari pande besi semacam dirinya. Mereka tidak akan mencari tukang servis
lain karena memang tidak ada. Mereka juga tidak mungkin mencari tukang
servisnya di pabrik tempat alat tersebut diproduksi. Selain itu Mbah Tajam juga
percaya bahwa masyarakat Indonesia (Jawa-Jogja) masih banyak yang membutuhkan alat-alat
dari logam dengan harga relatif murah, funsional, mudah dibeli, mudah
dibetulkan seperti alat-alat yang diproduksi secara tradisional oleh Mbah Tajam
ini. (Kuprit)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !