Nganjuk Tabloidguntur.com - Tonggak perjuangan
perempuan Indonesia yang diikrarkan pada Kongres Perempuan Indonesia
yang pertama tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta senantiasa
memberikan rasa haru dan kebanggaan bagi kita. Tentu keharuan dan
kebanggaan ini adalah bentuk “warisan” para pejuang bagi generasi
penerus untuk dijaga dan diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara untuk tetap tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Betapa tidak, sudah 84 (delapan puluh empat) tahun kita memperingati Hari Ibu di seluruh pelosok Indonesia
yang artinya semua pihak berkepentingan untuk tetap menjaga semangat
dan roh perjuangan perempuan Indonesia bersama-sama dengan mitranya kaum
laki-laki agar perempuan dapat hidup sebagai “agent of change” dan
mitra strategis laki-laki di dalam berbagai bidang pembangunan. Tema
Peringatan Hari Ibu adalah “Peran Perempuan dan Laki-Laki dalam
Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan menuju Kesejahteraan Bangsa”.
Itulah sekilas yang
disampaikan Wakil Bupati Nganjuk KH Abdul Wachid Badrus Mpdi saat tampil
sebagai inspektur upacara peringatan Hari Ibu membacakan sambutan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI. Upacara yang
digelar pada Kamis, 27 Desember 2012 di halaman Pendopo Kabupaten
Nganjuk tersebut dihadiri oleh semua organisasi wanita di Kabupaten
Nganjuk seperti PKK, Dharma Wanita, GOW, Perwosi, Bhayangkari, Persit
dan organisasi wanita lainnya.
Lebih lanjut Wachid Badrus menjelaskan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan Pasca Tujuan Pembangunan Milenium atau MDGs yang mensyaratkan adanya keseimbangan di antara pembangunan di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan serta pembangunan di bidang politik dan penegakan hukum. Pembangunan
berkelanjutan juga mensyaratkan adanya kesetaraan berbasis gender dan
wilayah tanpa memandang status sosial, agama dan suku, mendorong adanya
pembangunan yang inklusif (pembangunan yang dapat dinikmati oleh semua
masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, lanjut usia, anak-anak,
kelompok masyarakat adat dan kelompok yang terpinggirkan) dan dilaksanakannya kebijakan “affirmative action” bagi mereka yang masih tertinggal.
“Perempuan dan
laki-laki memiliki peran yang adil dan setara di dalam mencapai
pembangunan berkelanjutan dan didalam memperjuangkan kesejahteraan
ekonomi, sosial, politik dan hukum serta mendapatkan akses dan
kesempatan yang sama di dalam mendapatkan sumberdaya pembangunan,
termasuk akses terhadap informasi, teknologi dan komunikasi serta
perlakuan yang adil di muka hukum. Untuk
itu kemajuan yang sudah dicapai kaum perempuan dan laki-laki di dalam
Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) perlu dipertahankan bahkan
ditingkatkan’ tegasnya.
Gus Wachid juga
mengajak perempuan Indonesia untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan
para Perempuan Pahlawan Nasional, para perempuan pejuang pendahulu kita,
teruskan semangat, dedikasi dan ketulusan cinta kepada tanah air
sebagai “warisan” yang akan kita berikan kepada generasi penerus bangsa,
perempuan dan laki-laki. [Kuprit]
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !