Reporter :
Bambang
Bojonegoro Tabloidguntur.com - Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi, dan Sosial (Disnakertransos),
Kabupaten Bojonegoro, merasa hanya dijadikan pemadam kebakaran untuk
membantu menyelesaikan masalah tenaga kerja, khususnya di daerah sekitar
tambang migas.
“Sampai saat ini masih ada perusahaan kontraktor migas
yang belum melakukan koordinasi dengan kita. Biasanya mereka baru datang
saat terjadi permasalahan dilapangan seperti aksi protes sampai demo
dan meminta difasilitasi,” ungkap Joko Santoso, Kepala Bidang
Pengembangan Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disnakertransos
Bojonegoro.
Menurutnya dari awal mereka beroperasi di Bojonegoro terutama
berkaitan dengan proyek migas, Disnakertransos seharusnya dilibatkan.
Sehingga pihaknya bisa mengawal dari awal perekrutan sampai pada masa
mereka bekerja.
“Kalau sudah demikian, kita tahu dari mana masalah
keterlibatan tenaga kerja lokal kita yang direkrut,” ujarnya.
Joko juga menyayangkan beberapa operator dan kontraktor migas yang
hingga saat ini sama sekali tidak pernah berkoordinasi dengan Pemkab
Bojonegoro terkait tenaga kerja dan hanya merekrut tenaga kerja melalui
Kepala Desa saja.
“Yang merepotkan kita kalau ada yang melapor jika melamar pekerjaan lewat kepala desa dan tidak diterima. Kalau sudah demikian siapa yang akan bertanggungjawab,” keluh Joko.
Untuk itu Joko beharap, kepada perusahaan yang masuk di Bojonegoro
untuk melakukan koordinasi dulu dengan Pemkab terutama tentang kebutuhan
tenaga kerja.
“Jika mereka (perusahaan) mau berkoordinasi sejak awal
semua kebutuhan tenaga kerja kan bisa terkoordinir dengan baik,”
tegasnya.
Seperti diketahui, keberadaan proyek minyak dan gas (Migas) di
Kabupaten Bojonegoro, telah menumbuhkan harapan besar bagi para pemuda
untuk terlibat didalamnya. Namun tak semua dapat terlibat karena
terbatasnya peluang kerja yang ada.*** (Kuprit)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !