Headlines News :
Home » » Sri Utami & Mohammad Slamet Siswa SMAN 1 Plumpang Meninggal Dunia saat Studi Tour di BALI.

Sri Utami & Mohammad Slamet Siswa SMAN 1 Plumpang Meninggal Dunia saat Studi Tour di BALI.

Written By Unknown on Senin, 07 Januari 2013 | 11:32:00 AM

Reporter : Sugar/Wahyu

TUBAN Tabloidguntur.com - 2 Pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Plumpang, ditemukan tewas tenggelam di Danau Beratan, Jl. Raya Denpasar – Singaraja, Bedugul, Bali, sekitar pukul 00. 45 WITA.

Berdasarkan penuturan koordiantor wisata SMAN 1 Plumpang, Ali Khusni melalui ponselnya, Minggu (06/01/2013) menuturkan bahwa kejadian bermula saat  sekitar 312 pelajar itu melakukan Study Tour ke pulai Bali.Rombongan Pelajar dan Guru itu berangkat pada  hari Kamis (03/01/2013) untuk berwisata ke pulau Dewata. Dan perjalanan pulang, rombongan singgah ke Danau Beratan, Bedugul, Bali.

Sabtu (05/01/2013), sekitar pukul 18.30 WITA, sebanyak 20 siswa foto bersama di jembatan danau tersebut. Tanpa disangka jembatan yang terbuat dari papan kayu itu mengalami rusak dan pecah menjadi 2 bagian besar.

20 pelajar itu terjebur kedalam danu dengan kedalaman hampir 20 meter. Sebagian pelajar yang bisa berenang akhirnya bisa menyelamatkan diri dan menepi dari danau.Setelah itu, semua pelajar dikumpulkan oleh guru. Ternyata masih 2 pelajar yang belum ada. Keduanya adalah Sri Utami (17) Binti Kastur, warga Dusun Sepat, Desa Kedung Rojo, Kecamtan Plumpang dan Mohammad Slamet (17) Bin Muntarim, warga Dusun Geger, RT. 4, RW. 5, Desa Magersari, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban.

Atas kejadian ini, guru dan petugas tempat wisata sempat melakukan pencarian. Namun 2 korban belum ditemukan. Kemudian koordinator wisata melaporkan kejadian ini ke Mapolsek Batu Riti, Polres Tabanan.Setelah mendapati laporan dan meminta keterangan saksi, pihak Mapolsek Batu Riti berkoordinasi dengan Mapolres Tabanan dan Tim Search and Rescue (SAR) untuk melakukan pencarian terhadap 2 korban.

Hampir 5 jam pencarian dan penyisiran dilakukan, namun korban belum bisa di temukan. Kemudian salah satu ketua adat yang bernama Dieng Wayan Sali dimintai bantuan untuk membantu melakukan pencarian.Sekitar pukul 00.45 WITA atau sekitar Sabtu (05/01/2013), pukul 11.45 WIB, kedua korban baru ditemukan radius sekitar 10 meter dari lokasi ambruknya jembatan dengan kondisi sudah tidak bernyawa.

Setelah 2 jasad pelajar itu ditemukan, langsung di bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan. Oleh pihak polisi hanya dilakukan Visum luar dengan persetujuan kedua pihak keluarga korban. Dan langsung akan dibawa pulang ke rumah duka.

“Tim SAR dan Polisi sudah mencari hampir 5 jam tidak ditemukan. Akhirnya kita minta bantuan seperti dukun tetua. Hanya dengan menggunakan duri kayu yang dimasukkan ke danau. Duri itu menyangkut tepat dilokasi murid saya tenggelam. Anehnya sebelum kita gunakan, jembatan itu dimuati sekitar ratusan orang tidak terjadi apa-apa. Setelah kita tempati malah patah jadi 2,“ tutur Ali, koordinatir wisata yang juga seorang guru. [Kuprit]
Share this article :

1 komentar:

  1. Saya melihat kejadian itu ,waktu itu saya dan teman saya memandu anak-anak peserta tour yang paling belakang dengan tujuan anak-anak tidak terpencar sehingga pengawasannya lebih efisien dan mudah.
    ketika itu saya terdengar suara " bruaaaaak" langsung saya bersama teman saya lari untuk melihat dan menolong ,namun bapak guru dan anak anak yang bisa renang masuk danau untuk menolong,setelah diyakini tertolong semua ternyata masih 2 anak yang belum ketemu. saat itu pula semua guru mencari pertolongan lapor scurity tapi disayangkan si scurity diam tak bergerak tanpa ada reaksi apapun,kemudian semua guru cari alat penyelamatan apapun yang bisa namun tidak ada ( tali,alat menyelam ,gantar=kayu panjang dll ) tidak ada sama sekali.
    Kalau saya berpendapat sarana yang ada tidak memadahi/memenuhi sarat ditempat rekreasi yang bertaraf internasional itu alangkah naifnya pengelola bedugul!
    tempat yang dimuati anak-anak itu sudah tidak layak ( lapuk ) karena Jika itu kuat dan kebanyakan anak naik tidaklah patah namun tenggelam atau oleng ,jika anak menginjaknya tidak rata juga tidak patah melainkan miring ,jelas disini yang diinjak rapuh .peringatan dan usulan keamanan didanau harus profesional dlm tugasnya jika terjadi kecelakaan dalam danau ,persediaan alat keamanan harus tercukupi jika bedugul ingin memperbaiki diri, teknis keamanan dibedugul perlu diperbaiki ,semoga ini terakhir kali kejadian dibedugul terima kasih.

    BalasHapus

Berikan Komentar Anda Demi Pekembangan Dan Kemajuan Berita kami

 
Head Office : Gg.Koramil No.28 Kapas - Bojonegoro | | (0353) 593 3256 - 081 259 061 188
Periklanan : Nurul Amalin 085 851 878 586
Copyright@ © 2012. Beritaguntur.com - Email: guntur_pusat@yahoo.co.id
Website Resmi Berita Nasional Tabloidguntur.com@ AGUS KUPRIT