Tabloidguntur.com -Hujan yang melanda di
Kabupaten Bojonegoro kemarin malam membuat sejumlah wilayah di Kabupaten
Bojonegoro terendam banjir. Seperti lahan pertanian
yang ada di Desa Wedi, Kecamatan Kapas.
Menurut Fauzan (35) warga Desa Wedi, Kecamatan Kapas, setelah hujan deras hampir dua jam mengguyur, saluran irigasi yang ada di sekitar desa setempat tidak bisa mengalir deras karena terhambat oleh proyek rel ganda.
Air pun meluap dan sekitar pukul 02.00 dini hari air dari saluran irigasi tersebut langsung membanjiri sejumlah rumah dan area persawahan yang baru saja ditanami padi. "Hampir semua sawah yang baru saja ditanami padi seminggu yang lalu terendam banjir," ujarnya.
Akibat dari kejadian itu, sejumlah petani harus mengulang kembali tanam padi setelah air yang membanjiri area persawahan itu surut. Setidaknya, hampir semua area persawahan warga desa setempat terendam banjir.
"Sawah saya juga ikut terendam, padahal baru lima hari yang lalu tanam," terang bapak dua anak itu.
Sementara itu, sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, MZ Budi Mulyono mengatakan, pihaknya belum menerima laporan terkait banjir di Desa Wedi tersebut. Sehingga, untuk melakukan pendataan bantuan kepada korban yang rumah dan lahan persawahaannya belum bisa dilakukan.
"Kami masih nunggu laporan dari Kecamatan," katanya.
Lanjut Budi, seharusnya ketika ada bencana seperti itu, pihak Kecamatan segera melakukan pendataan dan memberikan laporan kepada pihak BPBD, sehingga bantuan bisa disalurkan secara cepat dan tepat. "Kalau belum ada laporan, kami juga tidak bisa melakukan pendataan," tandasnya.
Menurut Fauzan (35) warga Desa Wedi, Kecamatan Kapas, setelah hujan deras hampir dua jam mengguyur, saluran irigasi yang ada di sekitar desa setempat tidak bisa mengalir deras karena terhambat oleh proyek rel ganda.
Air pun meluap dan sekitar pukul 02.00 dini hari air dari saluran irigasi tersebut langsung membanjiri sejumlah rumah dan area persawahan yang baru saja ditanami padi. "Hampir semua sawah yang baru saja ditanami padi seminggu yang lalu terendam banjir," ujarnya.
Akibat dari kejadian itu, sejumlah petani harus mengulang kembali tanam padi setelah air yang membanjiri area persawahan itu surut. Setidaknya, hampir semua area persawahan warga desa setempat terendam banjir.
"Sawah saya juga ikut terendam, padahal baru lima hari yang lalu tanam," terang bapak dua anak itu.
Sementara itu, sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, MZ Budi Mulyono mengatakan, pihaknya belum menerima laporan terkait banjir di Desa Wedi tersebut. Sehingga, untuk melakukan pendataan bantuan kepada korban yang rumah dan lahan persawahaannya belum bisa dilakukan.
"Kami masih nunggu laporan dari Kecamatan," katanya.
Lanjut Budi, seharusnya ketika ada bencana seperti itu, pihak Kecamatan segera melakukan pendataan dan memberikan laporan kepada pihak BPBD, sehingga bantuan bisa disalurkan secara cepat dan tepat. "Kalau belum ada laporan, kami juga tidak bisa melakukan pendataan," tandasnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !